Jumat, 22 Juli 2011

STASIUN KERETA API KEDUNGGALAR

Puisi Hardho Sayoko


Tak ada lagi keceriaan tertabur di pelataran stasiun
setelah jarum berdetak merambat permukaan dinding waktu
ketika peron dipenuhi para pengantar dan calon penumpang
usai keluar dari antrean panjang untuk tiket ke kota tujuan


Tak peduli anak-anak kecil di dekatnya  ingin mendekap untuk mainan
burung-burung gereja menari di permukaan tanah berlapis semen
di antara suara keriut rem dan gerbong berderet di atas rel memanjang

Tak ada lagi senyum tersungging kecuali pedih dan kelu tertahan
setelah pegawai stasiun memberi  aba-aba kereta siap diberangkatkan
adakah sisa isakmu masih berharga dikenang sepanjang jalan pulang
setelah cinta di hati terlanjur berkeping karena tiba di persimpangan

Kedunggalar, 21 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar