Puisi Hardho Sayoko
-putri keduaku Clairine Mutiara Nusantari
Jangan mimpi dengan bait ilusi dapat menunggang gigir rembulan
meski tak mustahil jemari penyihir sering mempersempit jarak di bumi
karena berfatwa dengan mulut berbusa di segala penjuru dunia
tak peduli disokong berbagai intrik sesama pendusta mabuk mahkota
para pemenung sepanjang zaman hadir dalam berbagai perdebatan
Jegal menjegal mengejar kemasyhuran tak peduli menafikan segala rutuk
walau menggelitik pungguk atau menjolok awan di langit dengan galah bambu
namun tak malu mendongak melebihi kegagahan Iskandar sang penakluk
meski jejaknya tak pernah bertahan tersapu gelombang sebelum pasang
Tak usah gentar meniti lintasan waktu meski terhalang badai beramuk badai
jangan melambungkan balon kosong ke langit karena tergesa dikejar mimpi
lafalkan kata-kata penuh madu walau sebenarnya cuma tiruan mantera
manisnya pujian sejatinya adalah beban di punggung sepanjang kehidupan
jika tak mengaku semua hanya sekadar pinjaman dari sebagian noktahNya
Kedunggalar, 24 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar