Puisi Hardho Sayoko
Karena musim suka mendustai angin
maka bingkai cinta adalah hangatnya gelora
menunggu dawai kecapi petik penuh desah
tak peduli lengkung langit isyaratkan bencana
putaran jarum jeda sebelum jelang gema
mungkin karena nenek sering mendongeng
maka berahi Rahu pada rembulan diincar gerhana
bunga kecubung lembut mengusap pelupuk mata
; Memahat ilusi lewat kerling mata dan derai tawa
jika terbujuk baring dalam syahdunya kidung asmaradana
rindu dan cinta berahi serta kasih rancu adanya
Bukan hanya lewat kemilau matahari
juga manisnya madu dari ujung lidah
sesungguhnya jerat menjebak kesadaran
dalam indahnya mimpi saat jatuh cinta
terbius senyum dan janji terbalut gula
sulur mimpi terjulur dari cakrawala
tak peduli lengkung langit kelu memeta senja
putaran jarum berhenti tanpa tinggalkan penanda
tak henti tergugu setelah kehilangan mahkota
bagai hambur merjan karena melepas ikatanNya
Kedunggalar 2006-5 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar