Puisi Hardho Sayoko
-putri bungsuku Claresta Agrippina Nusantari
Jika busur langit sepanjang waktu masih setia hadirkan nilakandi
bisikmu ; engkau tetap berjejak di gigir awan menebar biji-biji puisi
maka seraya membidik bayang-bayang harap di celah awan
kutelisik diam-diam hingga di luar gerbang mimpi
menjerat noktah harap serta rindu di antara sisik bianglala
Di antara gemerlap bintang dan lingkar cahaya rembulan
engkau memeta kejelitaan walau tak sebanding matahari
betapa kesiur angin dan bunyi titik embun saling melengkapi
membias senyum tak ubahnya mambang di lubuk kali surgawi
Engkau taburkan berlaksa butir ilusi sepanjang kembaraan
saat para perunduk tak pernah lelah menjumput manisnya angan
tak peduli terselip rapat di antara celah-celah jejak kakinya sendiri
biar mereka memahami bahwa hidup sebagai anak seorang penyajak
tak sekadar bertaruh seperti melempar desah nafas ke celah langit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar