Puisi Hardho Sayoko
Usah gapai mentari sepenggalah bertamu di lembah
cahaya rembulan pun saat purnama hanya biji noktah
kejelitaan setia memulas dinding langit tak ingat senja
badai lepas gerimis menabur berlaksa warna bianglala
tak ada kemesraan abadi kecuali usap jemari cintaNya
Merentang busur sejak matair di kaki bukit kejauhan
gemercik di antara tebing-tebing kelu berlumut
sepanjang langkah bayang meski tak tinggal jejak
tetap menebar wangi surga di lirih alun dzikir
menepis jiwa dari pasung gelepar kemilau harap
tak ada desah selain meniti rindu arah muara
setelah penjayak menganyam sanggulnya
Kedunggalar, 21 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar