Jumat, 22 Juli 2011

PEREMPUAN CINTA

Puisi Hardho Sayoko

Mengendarai gugus mega taburkan rindu
setelah di palung langit bertapa sepanjang musim
menganyam kesetiaan dengan cahaya rembulan
matahari hunus berjuta keraguan selepas mimpi
tak peduli bintang gemerlap hiasan bingkai malam


Oi lelakiku kenapa kau tikamkan kegelisahan di ulu hati
padahal hari-hari tak pernah terpercik noktah khianat
kecuali indahnya harap senantiasa bermekaran
bukan janji terucap kecuali desah dari bibirmu

Jika memilih biarlah seperti saat mulai menapak
ketimbang  seperti sekarang hanya dusta  mencuat
setiap menyaksikan bayang-bayang tak dapat mengelak
menunggu tulusnya cerih maaf  tak berkesudahan
sebelum rahang kelu melumatnya diam-diam

Kedunggalar, 18 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar