Puisi Hardho Sayoko
Jangan sangsai taburkan rindu di ladang hati
bukankah bentang gurun tak pernah meronta
diberai angin sengangar tiap saat jengkalnya
jika tak kicau balam pasti sepi warnai beranda
tak rimbun ranting bila ranggas daun belum lelah
jumput embun sebelum berpacu ke cakrawala
; kanda di mana sepi bertajuk tanpa tanda tanya
dinda mau menyulam mimpi di celah cakrawala
Di mana pun kesepian bukan sebuah teka-teki
harus dijawab meski tak paham garis cakrawala
mega berlapis bukan pertanda gerimis bakal tiba
senyum kekasih melebihi manisnya kembang gula
Jangan cemas berburu kelu dan jejak bayang
sebab cinta dan rindu selamanya berpasangan
bagai sulur dan akar di tebing kali tepi pesawahan
usah gamang merajut nasib jika ingin kepastian
sejatinya cumbu dan kelu temasya kehidupan
bagai putaran jentera di pinggiran sungai
temaram lampu kamar saat malam kian buram
; setelah garis lipatannya entah hilang ke mana
di ambal mewangi baju raja sehari menggelepar
Kedunggalar, 1 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar