Puisi Hardho Sayoko
Bisik mesra apa dari rekah bibirmu
selaksa kenang bagai cairan madu di kain sutra
tak pernah usai tereja isyarat di remang senja
di beranda bibir kekasih selalu tergesa memagut
angin bukit bernyanyi di sela pucuk rimbun cemara
menghangat rindu dalam sembabnya harap
Jika berkisah tentang mimpi hari ini
bagai sepasang angsa di tengah telaga
melewati sunyi di antara sela rumpun teratai
tak pernah lelah mengaca bayangnya
Kabut tepi rimba jati terpulas senja
jika rembulan di langit malam andai tamsil
mentari pagipun tak padan dibanding kejelitaannya
karena engkau lebih segala juga ketimbang bunga
tak mawar tak cempaka tak sedap malam tak melati
semerbak wangimu adalah segala mercu aroma
tak sanggup bait puisi bila penyajak menyalinnya
Kedunggalar, 25 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar