Puisi Hardho Sayoko
Kuntum cempaka dalam buai pemilik surga di telapak kakinya
entah ke mana mereka ngembara usai melukis cakrawala
dan memahat indahnya bait sajak cinta dengan lidah bianglala
awan melayang tak henti petakan sisa senyum manisnya
benang kangen terus terajut di dada pemimpi mabuk tuba
Kedunggalar, 16 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar