Puisi Hardho Sayoko
Jika suatu ketika mentari rebah di celah kaki gunung
seharusnya tak pernah tertebar kegelisahan di permukaan mega
sebelum kita bersepakat menunggang angin mengejar jejaknya
bukankah jalinan indahnya kenang terputus di gerbang mimpi
setelah sisanya tergerai dari gulungan bekas kaleng susu
sangsai di ranting pohon jambu terpasung pedihnya kesepian
Sungguh kita tak ingin semua tergesa ranggas
kendati merpati yang selama ini setia bisikkan keluh
juga mulai enggan hinggap di bubungan rumah
Jika sebentar lagi bulan tersangkut di busur cakrawala
seharusnya jangan bergegas menabur biji kangen di celah dada
sekali pun mereka bertanya; di mana bianglala kemarin berlabuh
setelah tarian badai bergemuruh dan bumi tak hadirkan gelita
di dermaga hati biarkan puisi arungi gelombang lautan maya
Kedunggalar 20 Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar