Jumat, 22 Juli 2011

CATATAN PEREMPUAN DI BAWAH PAYUNG

Puisi Hardho Sayoko

Lengkung cakrawala menebar rindu lewat tarian anak hujan
sangsai dalam sembabnya kelu di ujung waktu jelang istirah
di antara deru mesin tua angin berdesah mesra sepanjang jalan
tak ada bisik kali ini ketika mentari tersangkut di sela juluran dahan
gemetar bayang entah sembunyi di mana saat senja melambai
di tepian pepohonan jati jelma serdadu lapar menghunus sangkur


Jika sepi telah bersekutu dengan kegelisahan di kembaraan
selain pedih desah dan bait ilusi apa lagi engkau harapkan
mungkin manisnya senyum di bibir saat payung terkembang
gemetar tangan bila terbelai dan putik harap menyelip angan
cursor berkedip selalu mengeja debar di awal perjumpaan

Di tebing jauh raut wajahmu masih saja jelas terpeta
walau telah lusuh terselip di antara mika dan kartu nama
tak pernah abadi kecuali jejak sang pengecat bianglala
jarum arloji masih masih setia berputar di lengan  
benang-benang puisi terus saja bergayut di langit-langit
padahal pelupuk mata telah menggapai bunga impian

Bojonegoro, 24 April 2011

1 komentar:

  1. Selalu indah tuk dikenang
    dan selalu perih tuk dilupakan.
    Syair Kangmas selalu menginspirasi....

    BalasHapus