Puisi Hardho Sayoko
Seorang perempuan merangkul rembulan
rekah senyum manis merenda kejelitaannya
sebelum kemarau terbakar lidah kemarau panjang
adakah jelmaan bidadari turun dari gigir bianglala
bila tak sepi maka tajuk di luar tingkap berkilau cahaya
menyapa undan setiap menari di antara rumpun padma
Jangan bisikkan rindu lewat angin bebukit
walau hanya lantun kidung kangen hampir senja
bukankah kabut selamanya tak letih menggapai
bila keping mimpi tersulam kuntum mawar
gemintang di antara riak permukaan berkaca
Seorang perempuan kendarai rembulan
menyatu dalam lukisan pada pigura
coba simak setelah tinggalkan pukau
jika bukan bayang-bayang alunkan serenada
adakah bisik merdu kecuali suara pucuk cemara
setelah kuntum mimpi bersemi di palung cakrawala
30072010 / 25042011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar