Jumat, 22 Juli 2011

BERITA APA PAGI INI

Puisi Hardho Sayoko



Ketika ribuan anak belia berotak  secemerlang matahari tersingkir
dan gagal jadi calon pemimpin bangsa karena orangtuanya melarat
menganggur di rumah karena bangku tempatnya menimba ilmu
diserobot tamatan SLTA berotak udang dan tak layak jadi  mahasiswa
berfoto dengan toga karena orangtuanya mampu membayar spp
ketika ada bayi  mati di rumah sakit dengan fasilitas seadanya
setelah dirawat beberapa hari  karena kekurangan gizi
ketika ada kakek  meninggal di tepi hutan karena lapar
; di tivi para wakil pembayar pajak bersikeras temasya keluar negeri


Ketika aneka bencana silih berganti bertamu di negeri ini
para pejabat seolah bersepakat menyalahkan lintasan cuaca
tak pernah sungguh-sungguh mengurai penyebabnya
walau rakyat tahu akibat kecerobohan para pemilik modal
mengelola perut bumi tanpa mempertimbangkan dampaknya
mengebor lumpur tapi tak bertanggung jawab dengan kelalaiannya
membabat habis hutan-hutan dan mencuri kayu-kayunya
membiarkan orang asing menguras tambang  sampai tandas
disaksikan pemiliknya sambil meneguk liur usai merapikan koteka
; di tivi tersangka penyanyi cabul diadili karena syahwatnya

Ya Allah, Ya Tuhanku, jika Engkau menjemput kekasihMu
 untuk mendiami surga abadi karena di bumi tak dijumpainya
walau melalui hujan airmata akibat kedunguan pemimpinnya
namun jangan Engkau timpakan lagi kehinaan berkepanjangan
membuat perinduMu jadi bahan ejekan bangsa lain tak ada habisnya
dengan berbondongnya para babu dan kuli mencari upah layak
karena di negerinya sendiri sampai kucing bertanduk tak dijumpainya
berilah segala kemuliaan seperti cita-cita para pendirinya
adil makmur merata tanpa  memandang apapun latar belakangnya
namun hingga kini belum juga  tercapai meski telah lama merdeka
karena perebut amanah selalu ingkar segala janji madunya
; di tivi  seorang patriot belia tersungkur demi bangsa dan negerinya

 Kedunggalar, 22 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar