Puisi Hardho Sayoko
-Sis gadis kecil yang terpanggil di usia remaja
Ada sepi yang memanggil ada kelu yang menggigil
siapa yang dari luar diam-diam melambaikan tangan
membuatku sangsai memilin perihnya untaian doa
usai mengenang wajahmu yang seindah putik cempaka
mendaki bukit keabadian kendati belum sempurna jadi bunga
kaukah itu ilham sajakku yang di bibir senja terbawa gerhana
-Sis gadis kecil yang terpanggil di usia remaja
Ada sepi yang memanggil ada kelu yang menggigil
siapa yang dari luar diam-diam melambaikan tangan
membuatku sangsai memilin perihnya untaian doa
usai mengenang wajahmu yang seindah putik cempaka
mendaki bukit keabadian kendati belum sempurna jadi bunga
kaukah itu ilham sajakku yang di bibir senja terbawa gerhana
oi, bidadari kecil yang berkendara bianglala
biarkan tingkap terbuka jangan bergayut di teralinya
lihat bukit di kejauhan mengirim aroma serbuk cendana
ketika makhluk bersayap menahan tetes airmata
biar tak mengalir di pipi selama kita masih bercanda
bidadariku yang mengantarmu meski tak tercium jejaknya
kelak tersipu di hadapanmu jika Isrofil meniup terompetNya
Kedunggalar, 4 Maret 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar