Jumat, 22 Juli 2011

MENJELANG FAJAR PENGHABISAN

Puisi Hardho Sayoko


Ketika silhuet yang merunduk mulai terjerat cahaya
selalu gamit yang di langit setia tebarkan berjuta pertanda 
tempat para penyajak memaknai berlaksa keluh
dari jantung para penggelepar yang tergasi kejantanannya 
saat peziarah mulai mengais dada bumi dengan airmata
 
Jika bianglala tak pernah letih mengecat kaki langit
mestinya tak ada berkerisik bila embun terbagi kemilaunya
bukankah kelam malam tak pernah menolak direjam gulita

Jika nanti tabir tersingkap dan tergelar lagi rencana
lewat matahari yang panasnya terbawa gerakan cuaca
yang tengadah tetap juga bakal tunduk menatap jejaknya
tak peduli belum sempat hitung berbagai mimpi terpetik
jika telah sampai siapa mampu menghindari jemariNya

Kedunggalar 2008  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar