Puisi Hardho Sayoko
- Terilhami senyum tulus dua sahabat penyairku; Han dan Sal ..
Berbisik kabut pada tarian gerimis
saat langkah pengeja pecahan noktah istirah
di tangga batu lantunkan kidung penyair Han
memilin airmata beserta darah lewat sisik bianglala
memahat harap pada gapai rindu bumi tercinta
Sang Pejalan memilih terjemahkan berlaksa galau
berburu bayang hingga gerbang rembulan
bukan karena terpedaya gemerlap igau
lalu di antara kita menyulam mimpi tak berkesudahan
hingga tak peduli kerisik atisnya angin gunung
tak lelah berlari hingga gigir awan di kejauhan
Jika lumut di bebatuan
berkisah tentang sisa jejak
terselip pada lipatan waktu
pasti bukan hanya penyajak
meraup biji harap di balik mega
sebelum tertebar di serpih surga
Cetho, 31 Mei 2010-Kedunggalar 29 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar