Puisi Hardho Sayoko
Di antara denging nyamuk sajak-sajak turun dari langit
tak peduli mendung bulan April menyerta anak-anak hujan
terus saja kata-kata mengalir seperti desir sungai
yang tak pernah lelah berjalan menuju mulut laut biru
dan menyatu dengan ombak yang ngembara
Di tengah hutan yang tepiannya tebing-tebing membisu
aku berdiri menyaksikan angin bukit meninggalkan jejak
di permukaan humus yang lembab dan kelu
dan ranting-ranting pepohonan yang tergetar
Di antara suara keibord saat mendung bulan April bertamu
kata-kata terus saja mengalir dari genggam tanganMu
tak pernah berhenti mengucur selama aku mau menunggu
cuma karena kebebalan tak semua dapat kuterjemahkan
lewat ucap yang tak pernah kukuasai dalam sajakku
Kedunggalar, 7 April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar