Puisi Hardho Sayoko
Kendati tak lagi bersapa jejak bayang
tiap matahari rembang petang melintas
gerbang dusun menggapai dari kejauhan
kendati tak ada poster terbentang
bisikkan ucapan selamat datang
sanak saudara beserta handai taulan
menawarkan hangatnya kemesraan
bukankah tak ada musuh perlu ditaklukkan
selain masa bodoh dan kemiskinan
ketika semua diam dan dibutakan
setelah penguasa jadi makelar kekuasaan
Meski lewat tabung kaca terbaca zaman telah tergerus
setelah hiasan dunia dan bunga di pundak jadi ukuran
meski lewat ponsel berbagai intrik dapat terkuak
tetap tak mengubah garis selama belor kuda jadi pegangan
Sawah dan kebun sisa-sisa warisan leluhur
berpindah tangan setelah anak mengepit ijazah
menyusul kristal peluh menguap dari kotak perhiasan
karena ingin melanjutkan jejak para pahlawan
kini setelah aji pumpung telah digelar tanpa sekat
walau tak ada berangus dan azas tunggal
apa bedanya upeti dan kesewenangan
setelah senyum para pemalsu meredam kegelisahan
Kedunggalar, 11 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar