Jumat, 22 Juli 2011

PEREMPUAN BIANGLALA

Puisi Hardho Sayoko

Adalah desahmu segalanya mulai berawal
setelah gerimis terperangkap jemari matahari
awan sembab menabir dinding langit timur laut
ketika angin menabur rindu di tembok dermaga
rimbun daun di hutan jati dari kejauhan bertengara
lelawa dan burung malam siap menjemput pesta


Karena musim telah mulai terpasung
bayang-bayang tak lagi menyoja cahaya
dalam gelita sesekali gemulai menari
tebarkan aroma bunga cempaka

Jika segala seru akhirnya menempel pada dinding
kehijaun daun di ladang pun mungkin bakal ranggas
sebab lukisan di langit tak ubahnya permainan awan
seperti dalam perjalanan mimpi para pendamba
walau setiap terjaga tak menemukan di langit-langit kamar
namun berharap bakal menganyam lagi saat tidur berikutnya

Kedunggalar, 1 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar